Kamis, 24 Juni 2010

ATOMISME

PENDAHULUAN
Sejumlah filsuf telah lebih dahulu meramaikan “dunia berpikir-logis” dengan argumentasi mereka masing-masing. Bersama dengan Anaxagoras, Empedokles merupakan filsuf “baru” dari Jonia yang mengajukan gagasan pluralis tentang unsur-unsur yang menyusun alam semesta. Ajaran mereka sendiri merupakan usaha untuk “mendamaikan” pertentangan antara dua kubu ekstrem filsafat: Herakleitos dan Parmenides.
Pada masa itu, semua filsuf Yunani kuno sejak Thales menganut paham monisme. Ini berpuncak pada Parmenides yang, atas nama rasio, sungguh-sungguh menolak perubahan yang dikenal lewat pancaindera. Kekuatan argumentasi Parmenides sungguh meyakinkan filsuf-filsuf selanjutnya. Namun, sejumlah filsuf tentu tidak dapat begitu saja menyangkal perubahan sehari-hari yang diterima oleh pancaindera, misalnya pohon tumbuh, rambut memanjang, bayi lahir, dan sebagainya. Oleh sebab itu, untuk menyelamatkan phaenomena, dunia pergejalaan, dari penolakan filsafat Parmenides, mereka menciptakan sintesis antara filsafat Parmenides dan Herakleitos; bahwa realitas tersusun bukan hanya oleh satu unsur (plural).
Empedokles (filsuf pluralis) mengajukan empat anasir yang, jika dicampur bersama-sama dalam komposisi berbeda-beda, membentuk semua obyek realitas. Keempat anasir tersebut adalah api, udara, tanah, dan air. Akan tetapi, Empedokles tidak menerangkan lebih lanjut penjelasan kuantitatif dari perbedaan kualitatif setiap anasir. Lagipula, kuasa Cinta (philotes) dan Benci (neikos) yang diajukannya merupakan kekuatan metaforis, yang tidak dapat dijelaskan secara mekanik.
Di sinilah filsafat atomisme mengambil peran penting. Ia merupakan pengembangan logis dari filsafat Empedokles. Demokritos, sebagai filsuf atomis utama, berhasil memberikan penjelasan mekanik-murni yang sangat konsisten tentang perubahan benda material lewat perpindahan atom-atom dalam pola yang beragam.
Dalam makalah ini kami akan membahas pokok persoalan, yaitu mengenai tentang pengertiian, bagian,dan sifat atomisme. Kami sadar dan memahami, bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan sebagai bahan pertimbangan kami dalam proses penyempurnaan makalah ini. Terima kasih.
PEMBAHASAN
ATOMISME
Atomisme adalah teori filosofis dan ilmiah bahwa kenyataan dibentuk oleh bagian-bagian elementer yang tak dapat dibagi yang disebut atom. Dengan adanya eksistensi atom maka akan terdapat juga lawan atom, atau “anti-atom” yaitu kekosongan. Interpretasi atom Democritus: apakah “tidak dapat dibagi” itu?
Apakah yang membentuk suatu benda?
Ini merupakan pertanyaan fundamental yang dilontarkan oleh filsafat alam. Sebuah benda terdiri atas bagian-bagian tertentu, dan seterusnya oleh bagian-bagian yang lebih kecil lagi, dan kecil lagi. Apakah ada suatu saat di mana bagian tersebut sudah bukan bagian dari sesuatu lagi?
A. Pengertian
Atom asalnya dari kata “a” tidak “atom” terbagi. Jadinya “atoom” artinya tidak dapat dibagi lagi. Dan atom adalah benda yang sekecil-kecilnya, bagian penghabisan dari pada segala barang. Tiap-tiap benda terjadi dari pada pehubungan atom itu. Karena sangat kecilnya atom itu tidak kelihatan. Tetapi ia tetap ada, tidak hlang-holang dan tidak berubah-ubah. Ia pun tidak terjadi, melainkan sudah ada sejak semulanya ia bergerak tiada berhenti, atas kodratnya sendiri.
Atom, yang berasal dari “a-tomos” yang dalam bahasa Yunani berarti “tidak bisa dipotong”. Atom, adalah bagaikan blok-blok kecil yang sangat kecil hingga tak terlihat lagi, yang tidak bisa dibagi lagi dan bersifat abadi. Maka atomisme adalah teori filosofis dan ilmiah bahwa kenyataan dibentuk oleh bagian-bagian elementer yang tak dapat dibagi yang disebut atom.
Tak terhingga jenis atom di alam semesta, di mana masing-masing atom mempunyai sifat tersendiri. “Atom kayu”, sebagai contoh, akan berperilaku berbeda dengan “atom air”. Sifat-sifat dari atom ini yang akan terasa oleh indera kita, sebagai warna, berat dan lain-lain. Perkembangan sains telah mengidentifikasi sejumlah jenis atom, misal ferrum (besi) dan aurum (emas) dan kombinasi atom-atom, misal air dari atom hidrogen dan atom oksigen.
Meskipun yang telah dinamakan “atom” ternyata masih dapat dibagi lagi (proton, elektron dan netron) – dan lalu lebih kecil lagi (quark), pemikiran Democritus berpusat bukan pada ‘apakah bagian elementer itu’, melainkan pada ‘apakah ada bagian elementer itu?’. Democritus tidak menggunakan perangkat apa-apa selain pemikirannya, tetapi sains pada abad ke-19 menunjukkan bahwa sejauh ini atomisme dapat dibenarkan. Atomisme adalah filsafat alam yang paling berpengaruh setelah jaman Socrates.
B. Pembagian Atom
Ada anggapan yang telah berurat berakar hingga abad XIX bahwa atom adalah bagian terkecil yang didapati dalam semua unsure. Atam tidak bisa dibagi karena merupakan bagian yang tidak bisa dibagi-bagi lagi. Anggapan ini terjadi pada beberapa abad yang silam dan sejak beberapa puluh tahun yang lalu para cendikiawan mencurahkan perhatiannya terhadap massalah atom itu dan dan akhirnya mereka berpendapat bahwa ataom masih bisa dibagi-bagi. Mereka berpendapat bahwa atom mengandung unsure-unsur yang lebih kecil sebagai berikut;
1. Proton
2. Neutron
3. Electron
Dan dengan perantaraan pembagian ini mereka menciptakan bom atom dan bom hydrogen. Na’udzubillah dari terrjadinya kehancuran yang fatal disebabkan oleh kejahatan Iblis yang terlaknat itu. Camkanlah firman Allah ta’ala ketika memberitahukan tentang atom,
              •  •                          

Artinya; Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).

C. Atom Tidak Dapat Dibagi
Dari sifat-sifat atom yang dimodelkan, tentunya yang paling penting adalah bahwa atom tidak dapat dibagi. Namun apa sebenarnya yang dimaksud Democritus dengan “tidak dapat dibagi”? Artinya adalah salah satu dari dua interpretasi:
a) tidak mungkin secara fisika untuk membagi suatu atom.
b) tidak mungkin secara logis dan konseptual untuk membagi suatu atom.
Perbedaan dari kedua pandangan ini adalah pada (a), sebuah atom masih mungkin mempunyai bagian yang lebih kecil. Tetapi, bagian itu tidak dapat dipisahkan satu sama lain secara fisis. Secara matematis atom masih dapat dibagi, seperti kata Burnet, “Kita harus mengamati bahwa atom tidak secara matematis tidak dapat dibagi, karena atom mempunyai magnituda; namun atom secara fisika tidak dapat dibagi, karena atom tidak mengandung tempat kosong”. Kenyataan bahwa atom-atom berbeda-beda dalam berat juga memperkuat argumen ini.
Sedangkan pada (b), tidak ada artinya untuk berbicara tentang “bagian” dari suatu atom, karena hal itu tidak ada sama sekali. Kalau seseorang bermaksud membagi atom menjadi bagian-bagiannya, dia akan mendapatkan bahwa ketidakmampuannya adalah bukan teknologis melainkan konseptual. Kata Guthrie, “Democritus berpendapat bahwa atom, bukan hanya sangat kecil tetapi partikel yang terkecil, bukan hanya terlalu kecil untuk dibagi secara fisis tetapi juga tidak bisa dibagi secara logis”. Atom yang ada selama-lamanya dan tak berubah-ubah, ternyata dipengaruhi oleh filosofi Elea, yang berdasar kepada yang tetap. Pahamnya tentang atom yang banyak dan bergerak senantiasa, dipengaruhi oleh filosofi Herakletos. Dengan mempehubungkan yang dua itu, yang tetap dan yang bergerak senantiasa, ia rupanya mau menghilangkan pertantangan antara filosofi Elea dan filosofi Herakleitos. para atomis menyangka bahwa atom-atom selalu bergerak. Apakah sifatnya gerak itu? Epikuros yang melanjutkan teori atomisme dikemudian hari, akan mengatakan bahwa atom-atom itu menuju kebawah dengan gerak garis lurus. Dengan lain perkataan, atom-atom itu selalu mempunyai kecenderungan untuk jatuh. Ia dapat beranggapan demikian, karena ia mengenakan berat kepada setiap atom. Nah, pendapat tentang gerak atom ini tentu beelum terdapat pada Leukippos dan Demokritos, karena mereka tidak mengenakan berat kepada atom-atom. Mereka menganggap gerak sebagai gerak yang spontan. Demokritos mebandingkan gerak atom dengan apa yang terlihat, bila mana sinar matahari memasuki kamar yang gelap gulita melalui retak-retak dalam penutuup jendela. Bagian-bagian debu yang halus sekali menari kesemua jurusan. Tetapi toh tidak ada angin yang menyebabkannya bergerak. Demikian juga atom-atom bergerak ke semua jurusan. Dan para atomis tidak merasa perlu untuk menunjukkan suatu penyebab khusus yang mengakibatkan gerak itu. Bagi para atomis adanya ruang kosong sudah cukup sebagai syarat yang memungkinkan gerak atom.
D. Atom dan Sifatnya
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, Democritus berkata bahwa atom ada berbagai jenis yang akan menunjukkan sifat dari suatu benda. Kalau atom itu hanya satu jenis, dengan berat dan ukuran yang sama, maka alam akan seragam di semua tempat, tidak ada yang membedakan satu sama lain. Tetapi kita tahu ada benda yang keras, ada yang ringan, ada yang berwarna merah, ada yang rasanya manis.
Para atomis awal berpikir bahwa perbedaan berat dan ukuran adalah yang menyebabkan keanekaragaman tersebut. Mereka mengandaikan rasa manis adalah dari atom yang berbentuk bulat, rasa asam dari atom yang kasar dan bersudut banyak. Rasa asin berasal dari atom berukuran besar yang “terputar-putar” dan atom pahit berasal dari atom kecil yang bengkok. Dan atom yang terasa berminyak adalah atom yang halus, kecil dan bundar.
Perkembangan atomisme selanjutnya adalah bahwa setiap atom adalah seragam, homogen, tidak berasa, tidak berwarna dan tentunya, tidak dapat dibagi. Atom memiliki berat dan ukuran, ini yang disebut sebagai sifat primer. Dan atom dapat bergerak. Warna, bau, rasa dan lain-lain disebut sebagai sifat sekunder, yang tidak dimiliki oleh atom itu sendiri melainkan adalah penurunan dari sifat primernya. Atom itu tak bermula dan tak berakhir, ada selama-lamanya. Jumlahnya banyak. Atom itu adalah benda yang bertubuh, sekalipun sangat halus tubuhnya itu. Di antara atom yang banyak itu terdapat lapang yang kosong, tempat atom itu bergerak. Untuk menyatakan, bahwa ada lapang yang kosong, demokritos mengemukakan empat fasal;
a. Pegerakan berkehendak akan lapang yang kosong, sebab yang penuh tak dapat lagi memuat yang lain di dalamnya.
b. Sesuatu barang bisa jadi kembang atau padat, jika ada lapang yang kosong di antaranya.
c. Hidup dari kecil jadi besar tersebab karena makanan dapat masuk ke dalam lapang yang kosong dalam dalam badan.
d. Jika dimasukkan abu ke dalam sebuah gelas yang berisi air, melimpahlah sebagian daripada air itu. Tetapi air yang terbuang itu tidak sebanyak muatan ruang yang berisi abu itu. Ini suatu tanda, bahwa ada lapang yang kosong dalam sesuatu barang yang dimasuki oleh barang yang lain.
Atomisme mengakui adanya ruang kosong (void). Ruang kosong menjadi syarat mutlak bagi adanya gerak atom-atom. Dengan mengakui bahwa ruang kosong dan gerak ada, segala perubahan benda-benda yang ditangkap oleh panca indera pun dapat diterima. Inilah kunci utama yang memenuhi syarat mazhab Elea tentang yang ada, sekaligus menerima dunia fisik yang dikenal lewat panca indera. Ada dua kodrat:
1. yang penuh (plenum) sebagai yang-ada (being) dan
2. yang kosong (void) sebagai yang-tidak-ada (not being) .
Sebagaimana yang-penuh tidak bersifat lebih real daripada yang-kosong, yang-ada pun tidak bersifat lebih real daripada yang tidak ada. Ruang kosong harus dianggap sama realnya dengan benda-benda material. “Prinsip dasar alam semesta adalah atom-atom dan kekosongan. Hakikat ala mini merupakan atom-atom yang banyak jumlahnya ttak ddapat dihitung dan amat halusnya, atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian peristiwa alam. Pada demokritos inilah tampak pendapat materialism klasik yang lebih tegas.
Ajaran-ajaran atomistik dari Demokritos itu dapat dikemuukakan dalm dalil-dalil sebagai berikut:
a). dari yang tidak ada tidak akan terjadi apa-apa. Apa yang ada tidak dapat ditiadakan lagi. Semua perubahan hanya merupakan percampuran dan perpisahan dari bagian.
b). tidak ada suatu peristiwa pun yang terjadi dengan kebetulan. Semua terjadi dari satu dasar dan dengan kepastian.
c). tidak ada yang lain dalam ala mini kecuali atom-atom dan ruang yang kosong.
d). atom-atom itu tak terhitung jumlahnya dan bentuknya berbeda-beda.
e). atom-atom yang lebih besar dengan melalui ruang kosong itu melabrak atom-atom yang lebih kecih dan dengan itu pula terjadilah gerakan-gerakan terus menerus yang mengembangkan kejadian dunia ini.
f). bangun dan rupa benda yang berbeda-beda dalam ala mini adalah disebabkan dari keadaan yang beraneka ragam dari atom-atom yang berbeda jumlahnya, besarnya, bentuknya ddan susunannya.
g). jiwa juga terdiri dari atom-atom, hhanya saja bentuk atomnya halus, licin dan bulat, serupa dengan atom-atom api. Atom-atom jiwa ini mempunyai sifat gerak yang paling banyak dan dengan gerakannya yang meliputi segenap badan lalu timbullah gejala-gejala hidup olehnya.
Jika atom itu dipandang sebagai benda, ia mempunyai tubuh, betapa juga kecilnya. Tiap-tiap yang bertubuh masih dapat dibagi, sekalipun pembagian itu dilakukan dalam pikiran saja. Dan sebuah benda yang masih dapat dibagi, belumlah jadi bagian yang penghabisan, atom. Kita sudah mendengar bahwa atom-atom tidak mempunyai kualitas manapun juga, seperti misalnya manis, pahit, panas, warna dan seterusnya. Cirri-cirinya semua bersifat kuantitatif belaka ( menyangkut bentuk dan besarnya saja). Tetapi kontak atom-atom tertentu dengan atom-atom jiwa mengakibatkan kita mengamati kualitas-kualitas.







PENUTUP
Kesimpulan :
Atomisme adalah suatu aliran filsafat alam yang tidak banyak diperdebatkan; bukan karena kurang kontraversial, melainkan karena ahli filsafat lain pada umumnya menyetujui pemikiran Democritus dan Leucippus. Apa yang dinamakan atom oleh Democritus akan terus berkembang sejalan dengan penemuan-penemuan baru. Atomisme sangat berguna dalam dalam memecahkan apakah alam sebenarnya, antara lain melalui ilmu pengetahuan (sains). Peran lain yang diberikan contohnya keseimbangan atom dan kekosongan, yang kemudian disebut hukum kekekalan massa.Dan kini atomisme dipergunakan secara luas dalam ilmu pengetahuan, antara lain dalam simulasi dinamika molekul, seorang ilmuwan menghitung suhu benda dilihat dari atom-atom.
Dapat diperdebatkan bahwa hasil sains sepaham dengan atomisme karena metode ilmiah yang digunakan memang adalah atomisme.
Kuantitas - kuantitas fisika yang didapatkan secara matematis seringkali didapatkan sebagai integral komponen-komponen kecilnya, yang dengan sendirinya adalah atomisme.
Daftar Pustaka :
Bertens, Kees, Sejarah Filsafat Yunani, Yogyakarta; Penerbit Kanisius, 1975
Hasbullah Bakry. Sistematik Filsafat, Jakarta; Penerbit Widjaya
Ibnu Mas’ud, Paryono, Joko,IAD Ilmu alamiah Dasar, Bandung; CV Pustaka Setia, 1998
Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, Jakarta: Tinta Mas, 1986
Atomism, http://es.rice.edu/ES/humsoc/Galileo/Things/atomism.html
Atomism, http://www.cthonia.com/lyceum/philos_isms/atomism.html




ATOMISME
Makalah ini dipresentasikan guna memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Umum & Islam
Disusun Oleh :
Muhaimin KS





Dosen Pembimbing :
Imam Fahruddin, M.Ag

Fakultas Syariah IV
Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an Jakarta
Tahun Ajaran 2009/2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar